Home » , , » DASAR TATA BOGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA SEMESTER I JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

DASAR TATA BOGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA SEMESTER I JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

Written By Unknown on Sunday, March 6, 2016 | 1:09:00 AM

DASAR TATA BOGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR  MAHASISWA SEMESTER I JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA 

oleh
Ni Wayan Sukerti
Jurusan  PKK
Fakultas Pendidikan Teknologi Kejuruan,  IKIP Negeri Singaraja

  
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk  meningkatkan hasil belajar mahasiswa,  dan   mengetahui  tingkat kepuasan mahasiswa setelah  diajarkan dengan menggunakan metode demonstrasi dalam mata kuliah Dasar Tata Boga pada mahasiswa  semester I PKK Tata Boga  IKIP Negeri Singaraja tahun akademik 2004/2005. Penilaian dilakukan pada setiap akhir dari siklus yang dilaksanakan, yakni hal-hal yang diamati mulai dari persiapan, proses, dan hasil. Berdasarkan hasil analisis data pada siklus I dan siklus II dapat dikemukakan bahwa hasil penelitian pada siklus I sebesar 77,35 dan  pada siklus II adalah  77,89. Temuan penelitian ini adalah (1) ada peningkatan hasil belajar mahasiswa, dan (2) Mahasiswa menyatakan puas  setelah diajar dengan metode demonstrasi.  Dengan demikian dinyatakan bahwa penerapan metode demonstrasi dalam mata kuliah praktik Dasar Tata Boga cenderung dapat meningkatkan hasil  belajar mahasiswa.

Kata kunci :  metode  demonstrasi, prestasi belajar

ABSTRACT
This research aimed at   improving  the learning outcome of the first semester students of the department of Home Economics   IKIP Negeri Singaraja in academic year 2004/2005 and finding out their responses after being taught through demonstration methods of basic food and beverage practicum course. The evaluation was done at the end of every cycle and the objects of the observation were the preparation, process, and result of the teaching and learning activities. Based on the data analysis, it was found that the  average scores of cycle I was 77,35 and  cycle II  was 77,89 respectively. The results of the study show that (1)  the students’ learning outcome increased along the cycles and (2) the students’ response was good.  Thus, it can be concluded that the implementation of the demonstration method in the  practicum course of basic food and beverage can  improve  the students’ learning outcome.

Key words :  demonstration method, learning outcome 

1.  Pendahuluan
Eksistensi Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) sebagai bagian dari Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dapat dikategorikan baik bila lulusannya selalu dibutuhkan oleh masyarakat. Artinya,  Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga mampu menghasilkan lulusan yang mempunyai  adaptabilitas dan fleksibelitas dengan multy exit, yaitu lulusannya  dapat bekerja  pada bidang pendidikan dan nonkependidikan yang berkualitas sesuai dengan bidang keahlian atau keterampilannya. Peluang kerja tersebut bisa dimanfaatkan secara efektif apabila lulusan menguasai ilmu pengetahuan, sikap, ataupun keterampilan yang memadai  sesuai dengan bidang kerja masing-masing.
Sejalan dengan misi perluasan mandat IKIP Negeri Singaraja untuk membuka program-program diploma nonkependidikan, hal ini juga dapat dijadikan  langkah lanjut menuju ke arah persiapan jurusan untuk membuka program diploma nonkependidikan  di bidang tata boga, seperti Manajemen Tata Hidang, di bidang Tata Rias dan di bidang Tata Graha. 
Mahasiswa Jurusan PKK bidang keahlian Tata Boga semester I pasti akan memrogram mata kuliah Dasar Tata Boga sebagai mata kuliah dasar sebelum memrogram mata kuliah keahlian boga lebih lanjut.  Pembelajaran Dasar Tata Boga menekankan  pada aspek keterampilan dasar yang dilaksanakan di laboratorium produksi boga melalui bermacam-macam praktik mengolah hidangan. 
Menurut Moedjiono dan Moh. Dimyati (1993),  situasi yang memungkinkan terjadinya pembelajaran yang optimal adalah suatu situasi yang menuntut siswa dapat berinteraksi dengan guru atau bahkan pembelajaran di tempat tertentu yang telah diatur dalam rangka mencapai tujuan. Selain itu, situasi tersebut dapat lebih mengoptimalkan kegiatan pembelajaran  bila menggunakan metode dan media yang tepat.  Sejalan dengan pendapat di atas, Slamet (dalam Adnyawati, 2004) menyatakan bahwa pendidik yang berkualitas merupakan faktor dominan dalam rangka meningkatkan mutu lulusan. Oleh karena itu, seorang pengajar harus mampu memilih dan menerapkan berbagai metode mengajar,  menggunakan  media dan fasilitas pembelajaran sehingga bermanfaat dalam rangka penguasaan keterampilan bagi peserta didik sesuai dengan rencana. 
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada mahasiswa angkatan tahun 2003/2004,  hasil  belajar mahasiswa pada mata kuliah Dasar Tata Boga mencapai rata-rata  66,38. Hal ini berarti tingkat penguasaan mahasiswa pada mata kuliah Dasar Tata Boga tergolong cukup. Di sisi lain, mata kuliah ini merupakan prasyarat untuk memrogram mata kuliah Pengelolaan Makanan Nusantara yang menuntut penguasaan keterampilan yang lebih tinggi.  
Bertolak dari kenyataan di atas, dipandang perlu untuk melakukan upaya menggunakan metode  pengajaran yang lebih efektif untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Pengajar dalam hal ini dosen perlu merancang metode  mengajar yang sesuai dengan materi dan tujuan karena diduga metode mengajar dapat berpengaruh terhadap kualitas proses dan hasil belajar.  
Sebagai salah satu upaya untuk mengajak mahasiswa lebih aktif dalam pembelajaran, penerapan metode demonstrasi dalam perkuliahan Dasar Tata Boga nampaknya sangat relevan,  agar  mahasiswa dapat menguasai keterampilan  Dasar Tata Boga, dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Dasar Tata Boga.
Penelitian ini memfokuskan pada dua  masalah pokok, yaitu (1) bagaimanakah peningkatan hasil belajar praktik pada mata kuliah Dasar Tata Boga setelah diajar dengan  metode demonstrasi pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga IKIP Negeri Singaraja?, dan (2) bagaimanakah tingkat kepuasan    mahasiswa terhadap metode demonstrasi  pada perkuliahan mata kuliah Dasar Tata Boga?
Hasil penelitian ini akan memberi manfaat, baik bagi mahasiswa ataupun bagi pengajar (dosen)  dalam meningkatkan hasil  belajar mata kuliah Dasar Tata Boga . Pertama, mahasiswa dapat  pengalaman langsung tentang keterampilan mengolah suatu jenis hidangan sesuai dengan tahapan persiapan -  pengolahan – penyajian. Kedua, untuk pengajar (dosen), metode demonstrasi dapat digunakan sebagai salah satu metode mengajar dalam perkuliahan Dasar Tata Boga di Jurusan PKK IKIP Negeri Singaraja.   
Mahasiswa belajar  di kelas dengan  bimbingan dan arahan dosen. Dosen memfasilitasi mahasiswa  dengan harapan terjadi proses pemahaman pada diri mahasiswa. Hal yang terpenting di sini adalah bagaimana upaya yang dilakukan oleh dosen untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi mahasiswa untuk  belajar. Dalam usaha menciptakan kondisi yang kondusif, dosen harus memperhatikan komponen-komponen yang ada dalam lingkungan proses belajar mengajar seperti dirinya sendiri, keadaan mahasiswa, alat-alat peraga atau media, metode, dan sumber-sumber belajar lainnya.
Dosen  dalam mengajar keterampilan Dasar Tata Boga di laboratorium  memerlukan metode  yang tepat untuk mengajar karena mata kuliah  Dasar Tata Boga menuntut penguasaan dua kemampuan. Pertama, diperlukan pengetahuan teknik memasak, pengetahuan bahan, pengetahuan alat, dan  cara pemilihan bahan. Kedua, dalam praktik dituntut kemampuan tentang  pemahaman resep, penentuan alat yang akan dipakai, pemilihan bahan, persiapan, teknik-teknik pengolahan dan penyajian hidangan.
Materi perkuliahan yang diberikan, meliputi: pengetahuan bahan makanan dan alat, bentuk-bentuk dapur, pengetahuan menu, ukuran resep, teknik pengolahan makanan Indonesia dan Asing serta aplikasinya, teknik penyajian menu Indonesia dan Asing  serta aplikasinya.
Metode demonstrasi merupakan metode yang tergolong  sederhana dan amat bersahaja. Seorang dosen dituntut benar-benar memahaminya sebelum menggunakannya. Metode demonstrasi secara umum dikatakan merupakan format interaksi pembelajaran  yang sengaja mempertunjukkan atau memperagakan tindakan, proses atau prosedur yang dilakukan oleh dosen  atau orang lain kepada seluruh mahasiswa atau sebagian mahasiswa. Berdasarkan penelitian tentang urutan manfaat empat metode mengajar, metode demonstrasi berada pada urutan kedua yang didukung oleh mahasiswa (Nasution , 2003 : 125).
Metode Demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan (Syaiful Bahri Djamarah, 2002 : 102). Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa pada pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Siswa juga dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung.   
Dengan memperagakan suatu tindakan, proses atau prosedur,  metode demonstrasi memiliki keunggulan-keunggulan sebagai berikut: (1) pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat); (2) siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari;  (3) proses pengajaran lebih menarik; (4) siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri, (Syaiful Bahri Djamarah, 2002 : 103)

2. Metode Penelitian 
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah mahasiswa semester I Tata Boga yang berjumlah 10 orang. Dalam proses pelaksanaannya, 1 orang dosen pengajar mata kuliah Dasar Tata Boga   menjadi kolaborator peneliti. Selanjutnya   dapat dirumuskan suatu hipotesis tindakan sebagai berikut.” Jika metode demonstrasi dapat dilaksanakan secara optimal, maka hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Dasar Tata Boga akan meningkat”.  Jika metode demonstrasi dapat dilaksanakan secara optimal, maka tingkat kepuasan mahasiswa akan dapat terpenuhi.
Pelaksanaan Penelitian dilakukan dengan prosedur penelitian tindakan kelas, yakni perencanaan, tindakan, dan refleksi. 

2.1 Tahap Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini, dilakukan kegiatan (a) mengkaji  satuan acara perkuliahan, perencanaan praktik dan jadwal penelitian, (b) mengkaji format-format instrumen penelitian, seperti lembar observasi, tes hasil belajar, (c) mengkaji data awal, dan (d) mengkaji indikator-indikator untuk mengevaluasi pencapaian tindakan yang telah dilaksanakan.   

2.2 Pelaksanaan Tindakan
Prosedur pelaksanaan tindakan, meliputi  : (a) dosen menyampaikan materi   pengajaran yang telah dipersiapkan sesuai dengan satuan acara perkuliahan yaitu  tentang teknik-teknik pengolahan makanan Indonesia dengan pilihan hidangan makanan pokok dan lauk-pauk, (b) mendemonstrasikan hidangan yang akan dipraktikkan mahasiswa sesuai dengan teknik yang didapatkan, (c) mahasiswa memperhatikan, selanjutnya mahasiswa menerapkan kembali apa yang telah didemonstrasikan tadi sesuai dengan resep yang ada pada perencanaan praktik tiap – tiap  mahasiswa, dan (d) bila ada mahasiswa yang sulit memahami suatu teknik pengolahan, dosen membantu dengan memberikan contoh teknik yang dimaksud. 
   
2.3  Observasi dan Evaluasi
Evaluasi kegiatan dalam suatu siklus, meliputi : (1) penilaian terhadap  aktivitas praktik mahasiswa dengan menggunakan pedoman observasi. Hal-hal yang dinilai  mulai dari persiapan memasak (bahan, alat), proses memasak (kecocokan  teknik),  hasil hidangan dan cara penyajian (kecocokan alat penyajian, garnish)
Aktivitas praktik mahasiswa diukur dengan menggunakan lembar observasi  yang terdiri dari 3  indikator utama,  meliputi  persiapan, proses dan hasil  praktik . Pengukuran dilakukan oleh dosen pengajar dan peneliti yang juga sebagai tim pengajar. 
Hasil belajar teori  diukur dengan menggunakan tes yang dilakukan di akhir siklus. Indikator keberhasilan dari tindakan ditetapkan sebagai berikut: Hasil belajar praktik dilihat dari skor yang diperoleh mahasiswa sesuai dengan pedoman observasi,  sedangkan hasil tes dilihat dari skor tes yang diperoleh mahasiswa .  
2.4  Refleksi
Refleksi dilakukan setiap selesai suatu tindakan, dan digunakan untuk mengkaji atau menganalisis temuan-temuan dalam tindakan yang telah dilakukan. Melalui refleksi peneliti dan dosen pengajar melakukan diskusi untuk membahas kekurangan atau kelemahan tindakan yang telah dilaksanakan, guna merumuskan tindakan-tindakan perbaikan untuk siklus berikutnya.

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
3.1  Hasil Penelitian
 Data  hasil belajar praktik  dikumpulkan dengan menggunakan pedoman observasi pelaksanaan praktik dengan bobot nilai 70%, sedangkan hasil belajar teori  dikumpulkan melalui tes tulis dengan bobot nilai 30%. 

3.2 Pembahasan
Setelah menganalisis data hasil penelitian, diperoleh hasil-hasilnya,  ditemukan peningkatan pada siklus I ke siklus II. Pelaksanaan kegiatan  siklus II pada intinya merupakan kegiatan yang serupa pada siklus I. Beberapa hal yang diamati kurang memberikan hasil optimal pada siklus I adalah mahasiswa belum mampu mengerjakan  suatu hidangan sesuai dengan tahapan-tahapan mulai persiapan, proses, dan hasil. Oleh karena itu, pada siklus II pengajar/dosen memperagakan proses pembuatan hidangan per tahap secara jelas sesuai dengan yang dirancang. Mahasiswa mengikuti menurut langkah kerja penyelesaian hidangan. Hal ini sesuai dengan pendapat Djajadisastra  (dalam Adnyawati, 2004 : 163)  bahwa metode demonstrasi akan efektif dalam pembelajaran karena dilakukan dengan mempertunjukkan langsung proses pembuatan suatu objek yang didesain, dalam hal ini pengolahan  makanan pokok dan lauk-pauk  dalam mata kuliah Dasar Tata Boga.
Berdasarkan hasil analisis data pada siklus I dan siklus II dapat dikemukakan, skor rata-rata siklus I sebesar 77,35 dan skor rata-rata pada siklus II adalah  77,89. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatkan sebesar 0,70 % .  Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa penerapan metode demonstrasi dalam mata kuliah  Dasar Tata Boga cenderung meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Peningkatan hasil belajar di atas sangat kecil. Selanjutnya,  dilakukan analisis  dengan uji t untuk melihat signifikansi peningkatan tersebut. Berdasarkan hasil  uji t diperoleh harga t hitung  sebesar 2,241. Harga t hitung dibandingkan dengan harga t tabel dengan derajat kebebasan  9  pada taraf signifikansi 5% sebesar 2,262. Dengan demikian, harga t hitung lebih kecil dari t tabel. Hal ini, berarti peningkatan sebesar 0,70% tidak signifikan. 
Walaupun secara kuantitatif terdapat peningkatan yang tidak signifikan, namun dalam kenyataannya diamati tingkat aktivitas  mahasiswa tergolong baik. Hal ini tercermin dari cara kerja mahasiswa yang tertib, cermat, dan cekatan. Mahasiswa berusaha untuk memanfaatkan waktu efektif dengan mengerjakan beberapa langkah kerja dalam waktu yang bersamaan, seperti meracik bumbu sambil merebus daging, memasak daging sambil menyiapkan alat saji.           
Selanjutnya, mahasiswa menyatakan puas dengan penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran mata kuliah Dasar Tata Boga . Hal ini tercermin dari analisis angket yang menunjukkan bahwa sebagian besar (60%) mahasiswa menyatakan puas, dengan alasan utama  mahasiswa mendapat keterampilan secara langsung tentang tahapan-tahapan pembuatan hidangan yang didemonstrasikan oleh dosen, yang memudahkan bagi mahasiswa untuk mengikuti kegiatan praktik.  
Temuan di atas sesuai dengan hasil penelitian Jenuk (1997) yang menemukan bahwa peningkatan frekuensi demonstrasi pada pengajaran praktik pengolahan makanan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa atau metode demonstrasi sangat efektif digunakan pada pengajaran praktik pengolahan hidangan. Pada penelitian lain, yaitu Adnyawati (2004) juga ditemukan bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan keterampilan proses dan hasil belajar dekorasi kue. 
Berpijak dari  hasil penelitian sebagaimana dipaparkan di atas,  dapat disimpulkan bahwa implikasi dari temuan ini sangat perlu penerapan metode demonstrasi dalam upaya meningkatkan hasil belajar mata kuliah Dasar Tata Boga. 

4. Penutup
Berdasarkan analisis data beserta pembahasannya, dapat disimpulkan bahwa (1) optimalisasi metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil  belajar mahasiswa, khususnya dalam mata kuliah Dasar Tata Boga; (2) metode  pembelajaran ini dapat memperkaya berbagai jenis metode yang digunakan dalam pembelajaran di kelas ataupun di laboratorium. 
Berdasarkan simpulan di atas,  diajukan saran yaitu para dosen pengajar Tata Boga perlu mengembangkan berbagai model pembelajaran yang mendorong mahasiswa lebih aktif  dan terampil dalam  perkuliahan. Selain itu,  dosen agar menerapkan metode demonstrasi ini sebagai salah satu metode pembelajaran.   

DAFTAR PUSTAKA

 Adnyawati, Ni Desak Made Sri. 2004. Peningkatan Keterampilan Proses dan Hasil Pembelajaran Dekorasi Kue melalui Metode Demonstrasi dan Media Job Sheet Mahasiswa Jurusan PKK IKIP Negeri Singaraja. Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran ISSN 0215 -8250 No.1 TH.XXXVII Januari 2004
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
 Jenuk, Ni Ketut. 1997. Peningkatan Frekuensi Demonstrasi dalam Meningkatkan Hasil Praktik Mata Pelajaran Pengolahan Makanan pada Siswa Tata Boga SMK Negeri 3 Denpasar. Skripsi tidak dipublikasikan.
Moedjiono, Moh. Dimyati. 1993. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. 
Nasution,S. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara. 
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Contoh -Contoh Proposal - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger