BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Perbekalan merupakan aktifitas yang
menyangkut tentang peralatan yang dibutuhkan dalam suatu usaha kerja sama atau
organisasi yang meliputi proses pengadaan, penyimpanan, sampai kepada
penyingkiran barang-barang yang sudah tidak dipergunakan lagi. Ada kalanya
disebut materiil, perlengkapan, logistic, peralatan, dan lain-lain nama.
Walaupun nama-nama lain banyak tetapi pada dasarnya unsur keenam ini adalah
merupakan kegiatan yang mengurus tentang barang-barang perbekalan yang
dapat membantu terlaksananya sesuatu kegiatan dari sekelompok orang untuk
mencapai tujuan tertentu. Suatu proses yang mengurus barang-barang perbekalan
dan mulai dari saat menentukan pemikiran berapa besar dan banyaknya
barang-barang yang dibutuhkan, mengadakan atau menyediakan barang-barang
tersebut di tempat, kemudian pemakaian, pemeliharaan dan sampai dengan
penyingkirannya dinamakan administrasi perbekalan. Persoalan pokok dari
administrasi perbekalan ini kalau diringkaskan ialah bagaimana menyediakan
barang-barang yang dibutuhan supaya pemakaiannya atau kebutuhan untuk
memakainya dapat dipenuhi dengan baik, tidak mengalami stagnasi, atau kemacetan;
bagaimana pula penggunaan barang-barang tersebut secara sah dan efisien;
bagaimana pertanggung jawaban pemakaiannya termasuk penyingkiran
barang-barang yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi. Persoalan-persoalan
pokok inilah yang menjadi bahan kajian dalam unsur keenam dari administrasi
tersebut. Dengan tersedianya fasilitas yang terbentuk barang-barang peralatan
yang diperlukan dalam proses kerja, maka dapat memperlancar pencapaiaan
tujuan, tetapi sebaliknya apabila peralatan yang diperlukan dalam proses kerja,
maka dapat memperlancar pencapaian tujuan, tetapi sebaliknya apabila peralatan
dan perlengkapan tidak sesuai dengan kebutuhan kerja, maka menghambat
kelancaran kerja bahkan dapat memacetkan proses kerja. Begitu juga walaupun
peralatan cukup tersedia tetapi kurang pemeliharaan, akan mengakibatkan
peralatan cepat rusak dan kalau demikian berarti memerlukan lagi pembiayaan
perbaikan atau pembiayaan penggantian. Hal ini merupakan penghamburan
yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Manajemen perbekalan adalah unik karena ia
merupakan salah aktivitas organisasi yang tertua tetapi juga termuda.
B.
Rumusan masalah
Berdasarkan uraian tersebut, dapat
dirumuskan pokok permasalahan yaitu:
1. Bagaimana pelaksanaan Manajemen
Perbekalan Bank Danamon Medan.
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah:
a. Untuk
menganalisis pelaksanaan Manajemen Perbekalan yang dilakukan oleh Bank Danamon
di kota Medan.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat
praktis, diharapkan dapat memberikan input kepada Bank Danamon Kota Medan guna
terus mengupayakan pengembangan Sumber Daya Manusia.
b. Manfaat
akademik, dari hasil penelitian ini diharapkann dapat memperkaya pengetahuan,
sehingga memiliki kemampuan dan keterampilan terutama rekan-rekan mahasiswa
yang berkeinginan mengadakan penelitian mengenai
Manajemen Perbekalan,
maka dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
acuannya.
BAB
II
METODE
PENELITIAN
A.
Pendekatan Penelitian
Metode
penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode studi kasus, yang
digunakan untuk mengamati suatu fenomena tentang pelaksanaan Manajemen
Perbekalan Bank Danamon di kota Medan, tanpa berniat membuat generalisasi
temuan penelitian diluar konteks penelitiannya sendiri dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Penelitian ini bersikap deskriptif kualitatif yaitu
dengan mendeskripsikan pelaksanaan Manajemen Perbekalan Bank Danamon di Kota
Medan,yang menitik-beratkan pada pendalaman pengumpulan data-data sekunder. Dengan
digunakan metode kualitatif, maka data yang didapat akan lebih lengkap, lebih
mendalam, kredibel, dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai.
B.
Fokus Penelitian
Fokus
penelitian ini adalah pelaksanaan Manajemen Perbekalan Bank Danamon Di Kota
Medab. Pada bagian ini, kami akan memberikan uraian mengenai konsep-konsep yang
akan dianalisis agar tercipta kesamaan pesepsi atas konsep-konsep tersebut.
C.
Narasumber atau Informan
Informan
dalam penelitian yang berhubungan dengan perekrutan dan penempatan pegawai Bank
Danamon di Kota Medan adalah :
-
Bapak Fernando Napitupulu
Jabatan
: wakil Presdir Danamaon
Lulusan
: SI akuntansi USU
Alamat
: jln. Periuk no. 32-34 Medan 20118
Kecamatan
Medan Petisah/Medan Baru
D.
Deskripsi Objek Penelitian
Bank Danamon Indonesia berdiri pada
tahun 1956, awalnya memiliki nama PT Bank Kopra Indonesia. Pada tahun 1976 nama
Bank Kopra berubah menjadi Bank Danamon Indonesia. Bank Danamon menjadi bank
pertama yang memelopori pertukaran mata uang asing di tahun 1976 dan tercatat
sahamnya di bursa sejak tahun 1989.
Bank Danamon mengalami restrukturisasi besar-besaran mulai
dari bidang manajemen, sumber daya manusia, organisasi, sistem informasi,
anggaran dasar and logo perusahaan. Usaha keras yang dilakukan ini akhirnya
berbuah hasil dalam membentuk pondasi dan infrastruktur bagi Bank Danamon dalam
tujuannya untuk meraih pertumbuhan yang maksimal berdasarkan transparansi
kerja, tanggung jawab kepada masyarakat, integritas sebagai salah satu pilar
ekonomi di Indonesia dan sikap profesional dalam menjalankan tugasnya sebaga
salah satu bank terbesar di Indonesia
BACA JUGA CONTOH CONTOH MAKALA DAN PROPOSAL DI BAWAH INI
- Contoh Proposal Memperingati Hari Pahlawan
- CONTOH PROPOSAL FESTIVAL BAND
- Contoh Makala Sistem Informasi Manajemen
- Contoh Proposal Sistem Informasi Akutansi
- CONTOH KARYA ILMIAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMATIKA DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT DAN KOMUNITAS
- CONTOH KARYA ILMIAH TENTANG BANJIR
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Penelitian
Tata
perlengkapan dalam sebuah instansi sedikit banyaknya dapat berpengaruh pada
kinerja pegawai sebuah instansi. Hal itu karena keefektifan dan keefisiensian
dari penempatan perlengkapan-perlengkapan tersebut. Penempatan yang sesuai,
dapat membantu atau memperlancar pegawai dalam bekerja. Begitupun sebaliknya
kurang tepatnya penempatan suatu barang akan berakibat pada terhambatnya
pegawai dalam bekerja.
Pada
pembahasan ini akan membahas tentang tata perlengkapan yang berada di Bank Danamon Medan, yaitu pada ruang pertemuan. Beberapa
perlengkapan yang ada di ruang pertemuan Bank Danamon Medan dan cara penataan
barang-barang yang ada di ruang pertemuan tersebut menjadi fokus yang diteliti
dalam pembahasan ini.
B.
Pembahasan
Bentuk kursinya
sudah sesuai dengan standar kursi yang baik bagi karyawan. Menurut The Liang
Gie dalam bukunya Administrasi Perkantoran Modern, kriteria kursi
yang baik yaitu kursi dapat diatur tinggi rendahnya, kursi dibuat secara kokoh,
kursi sesuai dengan bentuk badan orang, dan kursi mempunyai penyangga belakang.
Serta alasan mengenai penempatan kursi yang diletakan di dekat pintu masuk
adalah mempermudah agar tamu bisa langsung menyerahkan surat untuk
keperluannya.
Bentuk meja
bagi pegawai sudah sesuai dengan standar meja yang baik yaitu bagian bawah
tidak tertutup, permukaan meja tidak mengkilat, luas mejanya juga tidak terlalu
lebar kurang lebih 120 cm x 70 cm. Setiap meja kerja di kantor perlu dilengkapi
dengan macam-macam perlengkapan untuk melaksanakan tatausaha dengan
sebaik-baiknya. Perlengkapan tatausaha meliputi baik barang yang awet pakai
maupun benda-benda yang habis pakai. Menurut Liang Gie dalam bukunya Administrasi
Perkantoran Modern penggolongan perbekalan tatausaha digolongkan dalam
beberapa jenis, dan hasil observasi di Bank
Danamon Medan menunjukkan kesamaan dengan teori tersebut misal, adanya
barang-barang tatausaha di atas meja pegawai yang bertugas menangani surat
menyurat seperti:
1. Telepon fax:
Untuk menerima fax dan menerima telepon dari berbagai instansi. Mesin fax tersebut
tidak bisa digunakan untk mengirim karena dalam keadaan rusak.
2. Buku
tamu: Untuk mencatat setiap tamu yang datang.
3. Kalender
4. Kertas
buram
5. ATK
(ada di dalam laci meja):
pena, pensil, penggaris, penghapus
6. Stempel
Penataan
barang-barang tatausaha tersebut di atas meja pegawai bertujuan membantu
mempermudah pekerjaan pegawai.Letak meja pegawai dengan pegawai yang lainnya
terlalu berdekatan sehingga menghambat aktivitas kerja pegawai bagian surat
menyurat. Selain itu di samping meja surat menyurat terdapat galon air minum
pegawai yang penempatannya tidak sesuai dengan prosedur karena adanya galon air
tersebut banyak pegawai lain yang modar-mandir mengambil air yang justru
membuat kerja pegawai di tempat itu kurang fokus. Alat bantu
peraga merupakan alat
yang dipergunakan untuk membantu kelancaran komunikasi antara penyaji dengan
pendengar. Misalnya: tape recorder, video tape recorder, televise,
dan sebagainya.
Hasil observasi
menunjukkan bahwa adanya kesamaan perlengkapan yang ada pada teori perabotan
kantor dan alat bantu peraga pada bukunya The Liang Gie. Tata letak
lemari besi dan alat bantu peraga speaker aktive dan DVD yang terletak
berdekatan dengan meja pegawai bagian surat menyurat. Lemari besi ini berisi
daftar surat masuk keluar, dan kop surat dari berbagai instansi pemerintah Kota Medan.. Di atas lemari
besi terdapat Speaker Aktive dan DVD yang digunakan untuk keperluan rapat. Jika
dilihat dari letaknya, penempatan lemari besi ini kurang tepat karena berada di
dekat pintu masuk sehingga sedikit menghalangi apabila ada tamu datang tidak
terlihat bahwa disamping lemari tersebut terdapat meja pegawai bagian surat
menyurat. Jika dilihat dari kegunaannya bagi pegawai bagian surat menyurat,
keberadaan lemari besi ini juga kurang efisien karena jika pegawai ingin
mengambil data harus berdiri dari kursinya yang berarti akan menambah waktu
untuk bekerja, Seharusnya lemari besi tersebut diletakkan di samping kanan pada
bagian yang masih kosong. Penataan kertas dan map tersebut kurang tepat karena
ruang pertemuan terlihat kurang rapi. Seharusnya, kertas dan map tersebut
diletakkan di tempat tersendiri. Perabotan kantor tempelan merupakan perabot kantor yang telah melekat
(menjadi satu) dengan bangunan lain dalam kantor. Misalnya : lemari yang
telah jadi satu dengan gedung, rak-rak yang menempel di dinding. Lemari gantung
yang berada di ruang pertemuan ini berisi arsip surat perizinan dari instansi
maupun mahasiswa yang ingin melakukan penelitian di dinas Pertanian serta
data-data penting. Menurut bukunya The Liang Gie perlengkapan lemari
gantung ini sudah sesuai dengan teori yang ada. Penempatan lemari gantung di
bagian sudut ruang pertemuan cukup strategis karena mudah untuk mencari data
yang dibutuhkan. Selain itu, keberadan lemari gantung juga berdekatan dengan
ruang Kepala Tata Usaha yang berarti mempermudah aktivitas kerjanya.
Dilihat dari
fungsinya meja yang ada di ruang pertemuan tersebut sudah sesuai, apabila
digunakan untuk keperluan rapat. Penempatan meja panjang yang berada tepat di
tengah-tengah ruangan sebenarnya kurang efektif karena secara umum kegiatan
rapat dilakukan di dalam ruang tertutup dan hanya pegawai yang berkepentingan
yang berada di ruang rapat. Penataan kursi-kursi tersebut selain digunakan untuk
keperluan rapat tetapi juga bisa dimanfaatkan ntuk pertemuan Ibu-Ibu PKK.
Sehingga diletakkan banyak kursi di tengah-tengah ruang pertemuan. Letak panaboard
ini berada tepat di dekat meja panjang dan kursi-kursi untuk rapat. Penataan
panaboard berdasarkan kegunaannya sudah sesuai karena bisa langsung digunakan
ketika ada pertemuan pegawai. Jika dilihat dari kemajuan teknologi keberadaan
panaboard ini sudah lebih modern bila dibandingkan dengan papan tulis biasa.
Tetapi jika dipandang dari segi efisiensi, panaboard ini kurang sesuai karena
akan menambah waktu pegawai untuk menyelesaikan tugas.
Barang habis
pakai merupakan barang-barang
yang hanya dapat digunakan satu kali pakai. Hal ini mengandung arti bahwa benda
itu tidak selalu harus habis tanpa meninggalkan bekas dalam pemakaiannya.
Misalnya: kertas, karet penghapus, pensil, karbon, map (stopmap), tinta,
blangko surat, dan sebagianya. Peletakan lemari sudah cukup efektif karena
berada pada sudut belakang yang jarang sekali terdapat aktivitas para pegawai,
sehingga tidak mengganggu pegawai dalam melakukan pekerjaannya.
BAB
IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perbekalan kantor
pada ruang pertemuan Dinas Pertanian Kota Surabaya sudah cukup baik, karena
dalam ruangan tersebut sudah cukup lengkap. Misalnya saja terdapat kertas
buram, ATK (pena, pensil, penghapus, penggaris), stempel, kalender, lem, gunting,
dll. Mesin kantor yang terdapat pada ruang pertemuan masih kurang maksimal.
Hanya terdapat mesin fax dan panaboard, tidak ada komputer dalam ruangan
tersebut. Perabotan kantor yang berada di ruang pertemuan sudah cukup baik.
Meja dan kursi yang terdapat di ruangan tersebut sudah sesuai standard. Tetapi
pada penempatannya masih kurang tepat. Hiasan kantor yang terdapat di ruang
pertemuan Bank Danamon Medan sudah cukup lengkap. Terdapat banyak hiasan yang
dapat membuat suasana ruang menjadi menyenangkan dan nyaman. Misalnya saja
adanya lukisan, akuarium, kipas angin, tanaman, dan gambar-gambar lainnya. Tata
perlengkapan yang terdapat pada ruang pertemuan secara keseluruhan sudah cukup
baik. Hal itu dapat dilihat dari perlengkapan-perlengkapan yang berada di
ruangan tersebut. Tetapi jika dilihat dari modernisasi, perlengkapan di ruang
tersebut masih belum modern. Karena adanya pegawai yang belum bisa
mengoperasikan komputer, sehingga tidak terdapat komputer di ruangan tersebut.
Selain itu dalam pelaksanaan rapat masih belum menggunakan proyektor.
B. Saran
Tata perlengkapan kantor yang ada di Bank Danamon Medan
harusnya sudah mengikuti unsur efektif dan efisien karena itu dapat
berpengaruh pada kinerja pegawai. Khususnya untuk penempatan kertas-kertas dan
map yang ada diruang pertemuan harusnya disediakan tempat
tersendiri. Kemudian seharusnya pada instansi pemerintah sudah menggunakan
perlengkapan yang modern supaya dapat mempermudah pekerjaan yang
satu dengan yang lain. Khususnya pada bagian surat menyurat harusnya
menggunakan komputer supaya kinerja yang dilakukan tidak memakan waktu terlalu
lama, karena komputer merupakan jenis perlengkapan yang paling penting
digunakan dibidang perkantoran.
0 comments:
Post a Comment